Presiden Joko Widodo Buka Proyek Strategis Nasional Pembangunan Industri Pupuk di Fakfak
Cakrawalatimes.com | FAKFAK – Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo secara resmi meletakkan batu pertama mengawali pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN) kawasan industri Pupuk Fakfak. Turut mendampingi Menteri Investasi/BKPM RI, Menteri Perhubungan, Pj. Gubernur Papua Barat dan Forkopimda, Kamis (23/11/2023).
Dengan menumpangi speedboat, Presiden bersama rombongan bertolak menuju lokasi yang terletak di Kampung Andamata, Distrik Arguni. Setibanya, orang nomor satu di Republik Indonesia disambut tarian adat.
Momen penting ini menandai langkah serta upaya pemerintah untuk meningkatkan sektor pertanian. Pabrik pupuk ini diharapkan akan menjadi lokomotif utama dalam memenuhi kebutuhan pupuk nasional, kawasan Indonesia Timur, meningkatkan produksi pertanian, dan mengurangi ketergantungan pada impor.
“Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim pada sore hari ini Ground Breaking peletakan batu pertama proyek strategis nasional kawasan Industri Pupuk Fakfak secara resmi dimulai,” Ucap Presiden Jokowi.
Dalam wawancara eksklusif, Presiden Jokowi menjelaskan bahwa ancaman pangan global nyata dan sudah terjadi sehingga dibutuhkan strategi besar untuk meraih kedaulatan pangan atau swasembada pangan. Selain itu, bagian penting karena ketersediaan pupuk tentu berdampak pada peningkatan produktivitas tanaman, baik beras, tebu, jagung dan lainnya.
Merupakan pabrik pupuk pertama di Indonesia Timur, nantinya banyak manfaat dapat terasa, salah satunya menekan harga dan menjangkau petani lokal.
“Wilayah Indonesia timur belum ada industri pupuk sehingga harus dibangun agar lebih efisien dan murah harganya kepada petani,” Terangnya.
Pengoperasian pabrik juga membutuhkan Sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dalam berbagai aspek, sesuai kebutuhan Industri. Ini juga merupakan kesempatan emas, membuka peluang bagi SDM muda di Tanah Papua.
“SDM disesuaikan dengan kebutuhan, kalau ada industri pupuk ada kawasan lumbung pangan. Jadi semuanya disesuaikan jangan sampai suplai SDM tidak sinkron kebutuhan industri. Saya kira ini kesempatan baik bagi SDM mudah di tanah Papua untuk membangun industrinya sendiri,” Tandasnya.(rls/C-01)