Filosofi ‘Satu Tungku Tiga Batu’ Jadi Primadona Ide di RAKORGUB
Cakrawalatimes.com | JAKARTA – Penjabat Gubernur Papua Barat, Drs. H. Ali Baham Temongmere,MTP mengemukakan pandangan Indonesia Emas 2045 melalui filosofi 1 tungku 3 batu saat Rakor bersama Menteri PPN/Kepala Bappenas RI yang dihadiri puluhan kepala daerah se-Indonesia. Disamping itu menjelaskan kondusifitas daerah dan meminta dukungan pemerintah pusat.
Digambarkan Pj. Gubernur ABT konsep terbaru satu tungku tiga batu untuk Indonesia bahkan bersifat universal. Seperti diketahui filosofi tersebut menjadi landasan hidup kebersamaan masyarakat Papua Barat, terkhusus Kabupaten Fakfak.
Selain itu skenario Emas yang diterjemahkan Papua Barat meliputi ekonomi tumbuh, mandiri, adil dan sejahtera. Dirinya optimis jika melalui sinergi dan masuk dalam dasar pembangunan 20 tahun bakal menjalani sumbangan terbesar bagi Indonesia emas.
“Konsep satu tungku tiga batu, kalau biasanya kearifan lokal disebut adat agama pemerintah bahkan di daerah kami dalam satu keluarga ada tiga agama (Islam, katolik, protestan).
Yang akan kami tawarkan konsep terbaru tungku pertama kecerdasan intelektual, kedua kecerdasan emosional dan ketiga kecerdasan spiritual,” beber Ali Baham Temongmere, Selasa (2/4/2024).
Isu lainnya sejak pemekaran Daerah Otonom Baru, Papua Barat dihadapkan pada dinamika yang membutuhkan kolaborasi dan fokus. Salah satunya yang memiliki dampak peningkatan inflasi yang disumbang melalui tranportasi udara. Disisi lain, sambung Pj. Gubernur Papua Barat sejak Desember 2023 lalu saat Presiden Jokowi meresmikan proyek strategis Nasional di wilayah Papua Barat dijelaskan terdapat investasi kurang lebih 150 Triliun hingga 2025 mendatang.
Selain itu keterbatasan akses penerbangan dari dan ke Manokwari yang minim, saat ini masih menyinggahi Kota Sorong, sementara para pekerja LNG masuk dalam wilayah Papua Barat. Alasannya, standar penerbangan menggunakan maskapai Garuda. Oleh sebab itu sekira operasional perpanjangan bandara Rendani segera difungsikan dan meminta perpanjangan Bandara Siboru.
Untuk penanganan Stunting, Papua Barat juga memiliki konsep tentang 5B (Bangga Menanam, Bangga Menjual, Bangga membeli, Bangga masak dan Bangga makan).
“Kemudian bandara Siboru Fakfak, tapi mohon diperpanjang lagi supaya ada penerbangan Jakarta-Siboru dan angkutan laut menuju lokasi tambang supaya tenaga kerja BP Tangguh tidak ke Sorong tetapi melalui Siboru maupun Manokwari. Itu salah satu solusinya, kemudian harus ada subsidi tranportasi daerah terpencil, baik udara maupun darat untuk menekan harga barang,” Urainya.(rls/C-01)